Selasa, 01 Maret 2016

KETAHUI DAN WASPADAI MOTIF PEMBUNUH ANAK

Pembunuhan terhadap anak terus terjadi di Tanah Air. Pemicunya beragam, seperti adanya dendam antara pelaku dan orangtua yang menjadi korban, perceraian orangtua, juga pelecehan seksual. Dalam artikel ini kami coba mengungkap beberapa motip para pembunuh anak yang marak dilakukan di berbagai Negara, termasuk Indonesia.

Terkadang anak adalah sasaran utama untuk menjadi korban kekejaman orangtua. Tercatat ada beberapa kasus pembunuhan terhadap anak dilakukan ayah maupun ibu kandung. Dalam sejumlah kasus, pembunuhan dilatarbelakangi oleh sejumlah motif, yang paling sering adalah faktor ekonomi. Tetapi apa pun itu para pelaku harus dihukum seberat-beratnya.

Pada akhir Januari 2016, jenazah Muhammad Jaya Saputra ditemukan terbungkus karung plastik di pinggir sungai di kebun tebu milik PTPN 7 Kebunmayang, Kabupaten Lampung Utara. Jenazah Muhammad Jaya ditemukan setelah seminggu hilang. Polisi telah meringkus tiga orang tersangka kasus tersebut. Otak pembunuhan tersebut menyebutkan motifnya karena dendam pada orangtua Muhammad Jaya Saputra. Dia rela merogoh kocek Rp10 juta untuk membayar eksekutor pembunuhan, demi melampiaskan dendamnya.

Pembunuhan terhadap bocah 8 tahun di Denpasar, Angeline, pada pertengahan tahun 2015 lalu menyita perhatian publik. Keprihatinan mengalir dari berbagai kalangan untuk bocah cantik yang masih duduk di bangku kelas dua sekolah dasar itu. Sebelum ditemukan tewas terkubur di halaman belakang rumahnya di Jalan Sedap Malam Nomor 26, Denpasar pada 10 Mei 2015, Angeline dilaporkan hilang oleh keluarga. Angeline merupakan putri angkat dari Margriet Christina Megawe.
Motif pembunuhan Angeline diduga persoalan warisan. Angeline yang dari umur tiga hari sudah diadopsi diduga sengaja dibunuh karena dia pemegang warisan dari almarhum ayah angkatnya, Douglas B Scarborough sebanyak 60 persen.

Yang terbaru dan sangat tidak rasional, seorang polisi di Melawi, Kalimantan Barat, membunuh dan memutilasi 2 anak kandungnya. Kepala Kepolisian Republik Indonesia Jenderal Polisi Badrodin Haiti mengungkap motif Brigadir Petrus Bakus membunuh F dan A yang masih berusia 5 serta 3 tahun itu. "Ada info salah satu anggota polisi membunuh anaknya. Kapolda sana sudah lapor ke saya. Berdasarkan keterangan istrinya, tadi malam anaknya dimutilasi untuk persembahan," ujar Badrodin di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (26/2/2016).

Pada Jumat 2 Oktober 2015, Masriya (50) ditangkap polisi karena membunuh anak kandungya di Jembatan Pasang Teneng, Desa Sindanglaya, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang, Banten, Masriya melakukan pembunuhan sadis terdahap anaknya, Ferdi Haryadi (21) lantaran sang anak yang memiliki keterbelangan mental kerap kali mengganggu tetangga.

Belum lagi hilang berita duka, selang beberapa hari kemudian, Pada Rabu 28 Oktober 2015, seorang ayah bernama Seraju (45) ditangkap polisi karena membunuh putra kandungnya Afrianto (15). Seraju juga menganiaya mantan istrinya Siti Hadroh (37) di Desa Geneng, Kecamatan Batealit, Jepara. Motif penganiayaan yang dilakukan Seraju lantaran cemburu terhadap mantan istrinya yang diduga menjalin hubungan dengan pria lain. Padahal, Siti hanya membalas pesan singkat dari teman prianya.

Herawati Warga Kampung Cigebar, Desa Bojongasih, Kecamatan Bojongsoang Kabupaten Bandung, ditemukan tewas di sebuah anak sungai Citarum, Desa Cijagra, Kecamatan Bojongsoang, Jumat (2/3) siang. Tak jauh dari Herwati, ditemukan juga anak bungsunya oleh warga sekitar. terdapat surat wasiat. "Isinya bahwa himpitan ekonomi dan utang yang melilit serta tindakan kasar yang selalu dilakukan suami menjadi salah satu alasan,". Tekanan ekonomi dan perilaku suami yang tempramental membuat Herawati (42) mengambil jalan pintas mengakhiri hidupnya. Tak cuma itu, putra bungsunya Andika (4) juga menjadi korban.

Eko Budianto (50) menghabisi anak kandungnya, Krisnanda Mega Pratama (26). Sang ayah tega membunuh Mega karena jengkel atas tingkah anaknya yang di luar batas. "Pengakuan bapaknya dia melakukan pembunuhan tersebut karena jengkel atas tingkahnya yang sudah di luar batas. Saat melakukan pembunuhan dia dibantu teman korban Amru Nasruddin (26) pada Rabu (06/02) sekitar pukul 03.00 dini hari," kata Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Ponorogo AKP Misrun.
Ariyanti (30), membunuh anaknya Al Alfa Miftahul Huda (2). Sang ibu tega menghabisi darah dagingnya dengan ditenggelamkan ke bak air dalam toilet puskesmas.

Ivan Reza Pahlevi (32) tega membunuh anak kandungnya, Kaysa Ivanna Salsabila. Aksi sadis itu dilakukan karena diduga Ivan stres mantan istrinya berencana nikah lagi. Kaysa ditemukan tak bernyawa di rumahnya di Jalan Raya PKP, Cibubur, Ciracas, Jakarta Timur pada Sabtu kemarin.
Malu memiliki bayi tanpa ayah yang sah, seorang janda di Bawen Kabupaten Semarang, Dwi Murtaningsih (35) Warga Desa Blondo, Kabupaten Semarang tega membunuh bayinya sendiri usai melahirkan. Bahkan tersangka sampai hati mengubur sang bayi di belakang rumahnya sendiri. Aksi pembunuhan bayi oleh ibunya sendiri itu berhasil dibongkar oleh jajaran Polres Semarang dan Tim Inafis Polda Jateng serta RS Bhayangkara Semarang pada Kamis (30/8/2015).

Irmata Rianti (27) bercucuran saat teringat kekejamannya menganiaya Marvelio Benedict (2,7 bulan). Nyawa bocah malang itu melayang di tangan perempuan yang merupakan kekasih papanya itu. Rianti naik pitam saat mendapati Marvel muntah di atas sprei yang baru digantinya. Tanggal 1 Februari 2016 korban mengalami luka di kepala dan kejang-kejang, Setelah dirawat di RS selama enam hari, korban tidak bisa diselamatkan dan meninggal dunia."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar