Pembunuhan terhadap anak terus terjadi di Tanah Air.
Pemicunya beragam, seperti adanya dendam antara pelaku dan orangtua yang
menjadi korban, perceraian orangtua, juga pelecehan seksual. Dalam artikel ini
kami coba mengungkap beberapa motip para pembunuh anak yang marak dilakukan di
berbagai Negara, termasuk Indonesia.
Terkadang anak adalah sasaran utama untuk menjadi korban
kekejaman orangtua. Tercatat ada beberapa kasus pembunuhan terhadap anak
dilakukan ayah maupun ibu kandung. Dalam sejumlah kasus, pembunuhan
dilatarbelakangi oleh sejumlah motif, yang paling sering adalah faktor ekonomi.
Tetapi apa pun itu para pelaku harus dihukum seberat-beratnya.
Pada akhir Januari 2016, jenazah Muhammad Jaya Saputra
ditemukan terbungkus karung plastik di pinggir sungai di kebun tebu milik PTPN
7 Kebunmayang, Kabupaten Lampung Utara. Jenazah Muhammad Jaya ditemukan setelah
seminggu hilang. Polisi telah meringkus tiga orang tersangka kasus tersebut. Otak
pembunuhan tersebut menyebutkan motifnya karena dendam pada orangtua Muhammad
Jaya Saputra. Dia rela merogoh kocek Rp10 juta untuk membayar eksekutor
pembunuhan, demi melampiaskan dendamnya.
Pembunuhan terhadap bocah 8 tahun di Denpasar, Angeline,
pada pertengahan tahun 2015 lalu menyita perhatian publik. Keprihatinan
mengalir dari berbagai kalangan untuk bocah cantik yang masih duduk di bangku
kelas dua sekolah dasar itu. Sebelum ditemukan tewas terkubur di halaman
belakang rumahnya di Jalan Sedap Malam Nomor 26, Denpasar pada 10 Mei 2015,
Angeline dilaporkan hilang oleh keluarga. Angeline merupakan putri angkat dari
Margriet Christina Megawe.
Motif pembunuhan Angeline diduga persoalan warisan. Angeline
yang dari umur tiga hari sudah diadopsi diduga sengaja dibunuh karena dia
pemegang warisan dari almarhum ayah angkatnya, Douglas B Scarborough sebanyak
60 persen.
Yang terbaru dan sangat tidak rasional, seorang polisi di
Melawi, Kalimantan Barat, membunuh dan memutilasi 2 anak kandungnya. Kepala
Kepolisian Republik Indonesia Jenderal Polisi Badrodin Haiti mengungkap motif
Brigadir Petrus Bakus membunuh F dan A yang masih berusia 5 serta 3 tahun itu. "Ada
info salah satu anggota polisi membunuh anaknya. Kapolda sana sudah lapor ke
saya. Berdasarkan keterangan istrinya, tadi malam anaknya dimutilasi untuk
persembahan," ujar Badrodin di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (26/2/2016).
Pada Jumat 2 Oktober 2015, Masriya (50) ditangkap polisi
karena membunuh anak kandungya di Jembatan Pasang Teneng, Desa Sindanglaya,
Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang, Banten, Masriya melakukan pembunuhan
sadis terdahap anaknya, Ferdi Haryadi (21) lantaran sang anak yang memiliki
keterbelangan mental kerap kali mengganggu tetangga.
Belum lagi hilang berita duka, selang beberapa hari kemudian,
Pada Rabu 28 Oktober 2015, seorang ayah bernama Seraju (45) ditangkap polisi
karena membunuh putra kandungnya Afrianto (15). Seraju juga menganiaya mantan
istrinya Siti Hadroh (37) di Desa Geneng, Kecamatan Batealit, Jepara. Motif
penganiayaan yang dilakukan Seraju lantaran cemburu terhadap mantan istrinya
yang diduga menjalin hubungan dengan pria lain. Padahal, Siti hanya membalas
pesan singkat dari teman prianya.
Herawati Warga Kampung Cigebar, Desa Bojongasih, Kecamatan
Bojongsoang Kabupaten Bandung, ditemukan tewas di sebuah anak sungai Citarum,
Desa Cijagra, Kecamatan Bojongsoang, Jumat (2/3) siang. Tak jauh dari Herwati,
ditemukan juga anak bungsunya oleh warga sekitar. terdapat surat wasiat.
"Isinya bahwa himpitan ekonomi dan utang yang melilit serta tindakan kasar
yang selalu dilakukan suami menjadi salah satu alasan,". Tekanan ekonomi
dan perilaku suami yang tempramental membuat Herawati (42) mengambil jalan
pintas mengakhiri hidupnya. Tak cuma itu, putra bungsunya Andika (4) juga
menjadi korban.
Eko Budianto (50) menghabisi anak kandungnya, Krisnanda Mega
Pratama (26). Sang ayah tega membunuh Mega karena jengkel atas tingkah anaknya
yang di luar batas. "Pengakuan bapaknya dia melakukan pembunuhan tersebut
karena jengkel atas tingkahnya yang sudah di luar batas. Saat melakukan
pembunuhan dia dibantu teman korban Amru Nasruddin (26) pada Rabu (06/02)
sekitar pukul 03.00 dini hari," kata Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres
Ponorogo AKP Misrun.
Ariyanti (30), membunuh anaknya Al Alfa Miftahul Huda (2).
Sang ibu tega menghabisi darah dagingnya dengan ditenggelamkan ke bak air dalam
toilet puskesmas.
Ivan Reza Pahlevi (32) tega membunuh anak kandungnya, Kaysa
Ivanna Salsabila. Aksi sadis itu dilakukan karena diduga Ivan stres mantan
istrinya berencana nikah lagi. Kaysa ditemukan tak bernyawa di rumahnya di
Jalan Raya PKP, Cibubur, Ciracas, Jakarta Timur pada Sabtu kemarin.
Malu memiliki bayi tanpa ayah yang sah, seorang janda di
Bawen Kabupaten Semarang, Dwi Murtaningsih (35) Warga Desa Blondo, Kabupaten
Semarang tega membunuh bayinya sendiri usai melahirkan. Bahkan tersangka sampai
hati mengubur sang bayi di belakang rumahnya sendiri. Aksi pembunuhan bayi oleh
ibunya sendiri itu berhasil dibongkar oleh jajaran Polres Semarang dan Tim
Inafis Polda Jateng serta RS Bhayangkara Semarang pada Kamis (30/8/2015).
Irmata Rianti (27) bercucuran saat teringat kekejamannya
menganiaya Marvelio Benedict (2,7 bulan). Nyawa bocah malang itu melayang di
tangan perempuan yang merupakan kekasih papanya itu. Rianti naik pitam saat
mendapati Marvel muntah di atas sprei yang baru digantinya. Tanggal 1 Februari
2016 korban mengalami luka di kepala dan kejang-kejang, Setelah dirawat di RS
selama enam hari, korban tidak bisa diselamatkan dan meninggal dunia."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar