Senin, 07 Maret 2016

MELANGGAR SOP, RAFELIA II TENGGELAM KARENA KELEBIHAN MUATAN

Polres Banyuwangi, Jatim, membantu Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) melakukan penyelidikan terkait tenggelamnya KMP Rafelia II di Selat Bali, Jumat (4/3/2016). Personel Satuan Polisi Air sudah memeriksa 15 orang penumpang dan 5 orang anak buah kapal (ABK) sebagai saksi.

" Sudah ada 20 orang yang kita periksa. Terdiri dari 15 penumpang kapal yang selamat dan 5 orang ABK . Jumlah manifes kapal total 80 orang, Rinciannya 14 ABK dan sisanya penumpang. Total jumlah penumpang yang selamat baik yang berada di ASDP dan RS Islam Banyuwangi sebanyak 76 orang dan 4 yang hilang masih kita cari baik di darat maupun di laut, ada 2 ABK dan 2 penumpang" ujar Kapolres Banyuwangi, AKBP Bastoni Purnama Jumat (4/3/2016).

Penyelidikan awal dilakukan sebagai bahan penyelidikan yang dilakukan tim KNKT untuk mencari penyebab tenggelamnya kapal milik PT Dharma Bahari Utama. Dari hasil pemeriksaan sementara, polisi menduga penyebab tenggelamnya kapal karena kapal kelebihan muatan. Selain itu kendaraan yang berada di dalam kapal tidak diikat sehingga membuat kapal miring karena tak seimbang.

Sementara itu dari hasil pengamatan video rekaman penyelaman kapal ditemukan perbedan jumlah (manifes) kendaraan yang diangkut. Ada 6 sepeda motor yang tidak masuk dalam manifes.
"Ini jangan main-main ya. Jika dihitung bisa ada tambahan 6 orang jika satu orang. Kalau masing-masing 2 orang ini bisa 12 orang," ujar Bastoni dengan nada tinggi menunjukkan keheranannya soal data manifes. 

Dua ABK KMP Rafelia II saat diperiksa oleh pihak kepolisian menyatakan kapal yang dikendarainya menyimpan beberapa kejanggalan saat sebelum dan menjelang detik-detik tenggelamnya kapal. Apa saja keterangan mereka?

Ali imron, Mualim 2 KMP Rafelia II saat diperiksa oleh penyidik Satpolair Banyuwangi menjelaskan, posisinya sesaat sebelum kapal tenggelam berada di dek luar anjungan kapal. Namun dengan jelas bisa melihat jika Mualim 1 Puji Purnomo dan Nahkoda Bambang berada di ruang kendali. Kapten KMP Rafelia yang belum teridentifikasi tersebut terakhir menggunakan kaos berkerah warna putih dan celana jeans berwarna biru gelap.

"Mereka semua ada di ruangan kemudi di anjungan. Sebelah kanan almarhum Mualim 1 dan juga ada Kapten berbaju putih berkerah celana biru gelap sedang memegang kendali kapal," jelas Ali ketika diperiksa penyidik di salah satu ruangan Polair Banyuwangi, Minggu (6/3/2016).

Selain menceritakan tentang kondisi dan ciri-ciri properti yang dikenakan dua perwira KMP Rafelia II, Ali Imron juga menjelaskan, jika seluruh truk tronton yang diangkut oleh kapal tersebut saat peristiwa tenggelamnya kapal tidak diberi pengaman berupa tali pengikat. Padahal memberikan pengamanan pengait di masing-masing kendaraan besar seperti tronton adalah salah satu SOP yang harus dikerjakan.

"Muatan memang tidak pernah di lasing (diberi pengikat tali di masing-masing sisi kendaraan besar). Saat kejadian juga kendaraan besar tidak ada yang di lasing," imbuh Ali.

Selain itu, Kelasi KMP Rafelia II, Martha Tri Handoko menambahkan, meski saat peristiwa terjadi ia dalam kondisi istirahat ia sempat mengetahui jika kondisi kapal saat di tengah perairan Selat Bali sudah melebihi batas air yang telah ditentukan. "Saya waktu itu sedang istirahat tidak sedang bertugas. Tapi saya sempat mengetahui jika kondisi kapal kelebihan batas air diatas 2 meter," ujar Martha.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar