Senin, 07 Maret 2016

SAMPAH BUNGKUS “KABEL TANPA IJIN” SUDAH LEBIHI 25 TRUK

'Razia' pembungkus kabel ini bermula pada tanggal Selasa 23 Februari 2016. Saat itu petugas mendapat laporan dan genangan air di Jalan Medan Merdeka Selatan tepatnya di depan Kedubes AS hingga ke Balaikota. Petugas heran mengapa genangan masih ada padahal lumpur sudah diangkut.

Saat dilakukan pengecekan pada Rabu 24 Februari, petugas menemukan tumpukan pembungkus kabel yang menggulung di gorong-gorong. Dari operasi tanggal 24-29 Februari di Jl Medan Merdeka Selatan, petugas berhasil mengangkut 9 truk sampah bungkus kabel. Hingga kini petugas masih bekerja keras menemukan sampah sejenis di gorong-gorong seputar Jl Medan Merdeka.

Pembungkus kabel yang menumpuk di gorong-gorong dituding sebagai penyebab genangan air di kawasan Jl Medan Merdeka Selatan. Siapa yang paling bertanggung jawab atas sampah-sampah yang butuh waktu sangat panjang untuk terurai itu?. Perilaku buang sampah sembarangan di Ibu Kota perlu diubah. Bila perilaku negatif ini tetap berlanjut, maka apa yang dikerjakan oleh petugas Pemeliharaan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) alias Pasukan Oranye dengan membersihkan got, akan sia-sia.

Salah satu faktor penghambat dalam menangani genangan air di Jakarta adalah banyaknya kabel utilitas yang menutupi saluran air. Kebanyakan dari kabel-kabel itu merupakan milik perusahaan yang belum memiliki izin. "Ini memang kalau (Medan Merdeka) Selatan tenggelam itu rata-rata karena kabel, saya kasih kalian lihat soal kabel. Ini gila-gilaan ini, ada tumpukan kabel di Merdeka Selatan," kata Ahok sambil memperlihatkan foto tumpukan kabel tersebut di ponselnya,  Jumat (26/2/2016).

Sementara itu Ahok heran mengapa tak ada satu pun CCTV yang merekam kejadian pembuangan sampah itu. Dia pun memarahi Dinas Kominfo terkait hal tersebut. "CCTV kita enggak ada rekaman makanya saya marahin Kominfo. Kalian ini maunya apa? Saya sudah minta rekaman 3 hari kok enggak ada? Saya enggak berani menyatakan konspirasi atau apa," ucap Ahok.

Hingga kini sulit untuk mendeteksi milik siapa kabel itu atau siapa yang membuangnya. "Susah, soalnya pembungkus kabelnya sudah kotor pekat. Jadi enggak tahu ini milik (perusahaan) siapa, Pemprov DKI bisa menindak perusahaan yang bandel dalam memasang instalasi kabel. Namun, untuk menindak, Pemprov DKI harus menemukan buktinya. Ini kabel-kabelnya sudah kotor jadi enggak kebaca dari mana (perusahaannya)" ujar staf pemeliharaan Sudin Tata Air Jakarta Pusat, Satino. Satino mengawasi anak buahnya yang sedang bekerja mencari sampah bungkus kabel dari dasar gorong-gorong.

Petugas Dinas Tata Air DKI Jakarta tak henti menyisir lokasi temuan bungkus kabel di kawasan ring 1. Sebanyak 120 pekerja harian lepas (PHL) atau biasa disebut pasukan biru diturunkan. Mereka berupaya bekerja maksimal meski tak jarang merasa pusing karena berada di ruang yang sempit dengan penerangan yang terbatas selama beberapa jam.

Sebanyak 120 personel hari ini, Minggu (6/3/2016), diturunkan untuk menyisir gorong-gorong di kawasan Jalan Medan Merdeka. "Tadi total 3 truk, ditambah yang tadi 22 truk jadi sekarang sudah ada 25 truk (sampah bungkus kabel)," ucap Kepala Suku Dinas Tata Air Jakarta Pusat, Dicky Suherlan, Minggu (6/3/2016).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar