'Razia' pembungkus kabel ini bermula pada tanggal Selasa 23
Februari 2016. Saat itu petugas mendapat laporan dan genangan air di Jalan
Medan Merdeka Selatan tepatnya di depan Kedubes AS hingga ke Balaikota. Petugas
heran mengapa genangan masih ada padahal lumpur sudah diangkut.
Saat dilakukan pengecekan pada Rabu 24 Februari, petugas
menemukan tumpukan pembungkus kabel yang menggulung di gorong-gorong. Dari
operasi tanggal 24-29 Februari di Jl Medan Merdeka Selatan, petugas berhasil
mengangkut 9 truk sampah bungkus kabel. Hingga kini petugas masih bekerja keras
menemukan sampah sejenis di gorong-gorong seputar Jl Medan Merdeka.
Pembungkus kabel yang menumpuk di gorong-gorong dituding
sebagai penyebab genangan air di kawasan Jl Medan Merdeka Selatan. Siapa yang
paling bertanggung jawab atas sampah-sampah yang butuh waktu sangat panjang
untuk terurai itu?. Perilaku buang sampah sembarangan di Ibu Kota perlu diubah.
Bila perilaku negatif ini tetap berlanjut, maka apa yang dikerjakan oleh
petugas Pemeliharaan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) alias Pasukan Oranye
dengan membersihkan got, akan sia-sia.
Salah satu faktor penghambat dalam menangani genangan air di
Jakarta adalah banyaknya kabel utilitas yang menutupi saluran air. Kebanyakan
dari kabel-kabel itu merupakan milik perusahaan yang belum memiliki izin. "Ini
memang kalau (Medan Merdeka) Selatan tenggelam itu rata-rata karena kabel, saya
kasih kalian lihat soal kabel. Ini gila-gilaan ini, ada tumpukan kabel di
Merdeka Selatan," kata Ahok sambil memperlihatkan foto tumpukan kabel
tersebut di ponselnya, Jumat
(26/2/2016).
Sementara itu Ahok heran mengapa tak ada satu pun CCTV yang
merekam kejadian pembuangan sampah itu. Dia pun memarahi Dinas Kominfo terkait
hal tersebut. "CCTV kita enggak ada rekaman makanya saya marahin Kominfo.
Kalian ini maunya apa? Saya sudah minta rekaman 3 hari kok enggak ada? Saya
enggak berani menyatakan konspirasi atau apa," ucap Ahok.
Hingga kini sulit untuk mendeteksi milik siapa kabel itu
atau siapa yang membuangnya. "Susah, soalnya pembungkus kabelnya sudah
kotor pekat. Jadi enggak tahu ini milik (perusahaan) siapa, Pemprov DKI bisa
menindak perusahaan yang bandel dalam memasang instalasi kabel. Namun, untuk
menindak, Pemprov DKI harus menemukan buktinya. Ini kabel-kabelnya sudah kotor
jadi enggak kebaca dari mana (perusahaannya)" ujar staf pemeliharaan Sudin
Tata Air Jakarta Pusat, Satino. Satino mengawasi anak buahnya yang sedang
bekerja mencari sampah bungkus kabel dari dasar gorong-gorong.
Petugas Dinas Tata Air DKI Jakarta tak henti menyisir lokasi
temuan bungkus kabel di kawasan ring 1. Sebanyak 120 pekerja harian lepas (PHL)
atau biasa disebut pasukan biru diturunkan. Mereka berupaya bekerja maksimal
meski tak jarang merasa pusing karena berada di ruang yang sempit dengan
penerangan yang terbatas selama beberapa jam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar