Memasuki awal tahun, ternyata tren selfie atau foto diri
belum juga reda. Fenomena ini membuat banyak orang terobsesi untuk
berlomba-lomba memamerkan selfie terheboh. Dr Mariann Hardey, spesialisasi
digital social media, menyebutkan bahwa SELFIE adalah salah satu revolusi
bagaimana seorang manusia ingin diakui oleh orang lain dengan memajang atau
sengaja memamerkan foto tersebut ke jejaring social.
Sudah bukan hal yang tabu bagi kita untuk melakukan selfie, Selfie
atau memotret diri sendiri bisa jadi ajang aktualisasi diri. Jadi sekali-dua
kali selfie mungkin tak jadi soal. Yang lebih mengherankan mereka rela mempertaruhkan
nyawa, mengumbar aib dan menyakiti diri sendiri hanya untuk sebuah foto agar
mendapat pujian. Pada kenyataannya antara yang dirasa dan yang di lakukan
sangat bertolak belakang. Demi kesenangan sesaat kita menyakiti diri sendiri
dan terkadang menyakiti orang lain. nggak ada manfaatnya bahkan banyak
mudharatnya.
Lantas bagaimana dengan yang keranjingan selfie? Apa kabar
kesehatan mentalnya?. Politisi yang juga psikiater, dr Nova Riyanti Yusuf, SpKJ
menegaskan selfie dapat memicu munculnya gejala gangguan kepribadian seperti
narsisistik dan histrinoik (UJUB, ANGKUH, CAPER ATAU INGIN JADI PUSAT
PERHATIAN), berselfie menunjukkan bahwa dirinya kurang percaya diri dengan apa
yang dimiliki. dengan kata lain, orang yang kecanduan dengan selfie adalah
mereka yang KUPER (kurang pergaulan, kurang percaya diri dan kurang pekerjaan).
Jika selama ini kita hanya mendengar para mulim banyak mengecam para selfier,
ternyata alkitab agama Kristen dan khatolik juga memiliki pernyataan yang sama.
Berikut bunyi ayatnya:
Ketahuilah bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar. Manusia akan mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang. Mereka akan membual dan menyombongkan
diri, mereka akan menjadi
pemfitnah, mereka akan berontak terhadap
orang tua dan tidak tahu berterima
kasih, tidak mempedulikan agama, tidak tahu mengasihi , tidak mau berdamai,
suka menjelekkan orang, tidak dapat mengekang diri, garang, tidak suka yang
baik, suka mengkhianat, tidak berpikir
panjang, berlagak tahu, lebih menuruti
hawa nafsu dari pada menuruti ALLAH.
Secara lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka , tetapi pada hakekatnya mereka
memungkiri kekuatanNya. Jauhilah mereka itu! (2 Timotius 3:1-5)
Psikolog klinis dan forensik, Kasandra Putranto, menuturkan
bahwa foto selfie hanya berguna untuk diri sendiri. Misalnya saja menjadi salah
satu cara untuk menghibur diri atau mengisi waktu luang. *(pingin ngakak…
Berfoto selfie lalu mengunggah di media sosial, lalu
berharap ianya di-komen, di-like, di-view atau apalah, bahkan kita merasa
senang ketika mendapatkan apresiasi, lalu ber-selfie ria dengan alasan ingin
mengunggahnya sehingga jadi semisal seleb, inilah yang dinamakan penyakit CAPER
Berfoto selfie, lalu dengannya kita membanding-bandingkan
dengan orang lainnya, merasa lebih baik dari yang lain karenanya, merasa lebih
hebat karenanya, jatuhlah kita pada hal yang paling buruk ANGKUH.
Berfoto selfie lalu takjub dengan hasil foto itu, bahkan
mencari-cari pose terbaik dengan foto itu, lalu mengagumi hasilnya, mengagumi
diri sendiri, inilah yang dinamakan penyakit UJUB.
Berikut cuplikan realita hasil selfie, mulai dari dewasa
hingga menjadi contoh bagi anak-anak dengan berbagai versi para anak atau
remaja dalam meniru sikap dewasa ini.
Suami Istri turis
Polandia yang lagi berlibur di Portugal mencoba selfie di tepi
tebing yang curam pada 10 Agustus 2014.
Mereka berdua terjatuh di tebing itu dan tewas. .
20 februari 2015 Tomi Luki Saputra, warga Jalan Mangga,
Kelurahan Kejuron, Kota Madiun harus membayar dengan nyawanya setelah tersambar
kereta api Bangunkarta saat selfie dengan teman temannya dengan latar belakang
kereta api bangunkarta yang akan melintas.
3 Maret 2016, media dikejutkan dengan kabar yang sedang
beredar viral di Facebook. Berawal dari upload seorang akun facebook. Foto ini
langsung viral. Maklum, buka main main aktornya. Seorang anak sekolah!
Tidak ada tujuan yang jelas dari mereka yang suka selfie dan
memamerkannya ke media social. lebih parahnya lagi, selfie hanya mengundang musibah
bagi pelakunya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar