Sabtu, 05 Maret 2016

VIRUS MEMATIKAN, EBOLA DAN ZIKA MULAI MEWABAH DIINDONESIA


Awal Februari lalu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan status darurat atau Public Health Emergency Internasional Concern (PHEIC) terhadap virus zika karena diduga memiliki hubungan dengan gangguan saraf seperi mikrosefalus. 

Namun, status darurat pada virus zika dikatakan berbeda dengan ebola.  Ebola adalah penyakit menular yang bisa berakibat fatal. Virus Ebola diduga berasal dari kelelawar buah dan pertama kali dideteksi pada 1976 dekat Sungai Ebola yang berada di negara Kongo.


"Kalau ebola, dikatakan sebagai PHEIC karena apa yang sudah diketahui tentang virus tersebut. Kalau zika, ditetapkan sebagai PHEIC karena apa yang tidak diketahui tentang virus itu, tapi tiba-tiba ada peningkatan yang cukup signifikan," kata Tjandra dalam acara Diskusi Panel Virus Zika di Universitas Indonesia, Jakarta, Rabu (17/2/2016).

Sampai saat ini, hubungan antara virus zika dengan mikrosefalus atau kelainan saraf lainnya belum bisa dikonfirmasi. Para peneliti masih mencoba mencari tahu kebenaran dugaan tersebut. Meski belum ditemukan kaitannya, masyarakat diminta waspada. Apalagi jika tinggal di daerah atau dekat dengan daerah tempat virus tersebut mewabah.

Walaupun tidak banyak ditemukan kasus virus zika di Indonesia, tapi sebenarnya Indonesia termasuk ke dalam negara yang terindikasi sebagai tempat sirkulasi virus. Hal itu disebabkan pernah ditemukannya satu kasus zika di Indonesia pada 2015 lalu, tepatnya di Jambi. Selain itu, vektor pembawa virus zika yaitu nyamuk yang memiliki gen Aedes senang berkembang biak di daerah tropis,

Virus Ebola telah menewaskan ribuan orang di Afrika Barat dan baru-baru ini tenaga kerja Indonesia asal Jawa Timur diduga terjangkit setelah pulang dari Liberia. Virus Ebola bisa tertular lewat melalui darah, muntah, feses, dan cairan tubuh dari manusia pengidap Ebola ke manusia lain. Virus juga bisa ditemukan dalam urin dan cairan sperma.

Belum jelas kapan virus ini bertahan di luar tubuh tetapi sejumlah bukti menunjukan virus bisa bertahan hingga enam hari. Pemutih dan klorin dapat membunuh Ebola. Penyakit ini tidak menular lewat udara, seperti flu. Setelah terinfeksi, virus membutuhkan waktu dua hingga 21 hari untuk akhirnya menunjukan gejala.

Belum ada obat yang dinyatakan pasti bisa menyembuhkan. Pasien yang sakit parah butuh mengembalikan cairan secara cepat dengan menggunakan cairan infus. Mereka harus diisolasi dari orang lain dan diberikan perawatan intensif oleh para ahli medis.


90 persen kasus penyakit yang diakibatkan virus Ebola berakhir dengan kematian. Hingga kini para pakar kesehatan belum berhasil menemukan obat atau vaksinasi yang ampuh. Penyakit ini khususnya ditemukan di desa-desa terpencil di kawasan Afrika Tengah dan Barat, terutama di Republik Demokratik Kongo, Republik Kongo, Sudan, Gabun, Pantai Gading, Uganda, dan kini di Guinea. Sekitar 60 orang sudah meninggal disana sejak pertengahan Februari tahun ini karena terinfeksi virus tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar